"Ada disinformasi total sekitar apa yang terjadi," kata Mohamed
Ghalen, yang bertugas melakukan penyembelihan halal di rumah jagal di St-Damase, dekat Montreal, kepada The Globe and Mail pada Kamis kemarin 15 Maret.
"Kami tidak meminta metode untuk menyembelih binatang diubah. Metode yang sama digunakan seperti yang dibutuhkan oleh Badan Inspeksi Makanan Kanada.
"Satu-satunya perbedaan adalah bahwa saya melmbaca doa sebelum penyembelihan dimulai."
Kontroversi dimulai setelah Partai Quebecois mengatakan bahwa penyembelihan hewan oleh Muslim dan Yahudi menyebabkan penderitaan dan menyebabkan daging yang tidak sehat.
"Jika saya memiliki pilihan di konter daging saya tidak akan membelinya," kata anggota parlemen PQ André Simard.
Dia menyatakan bahwa daging halal tidak sehat karena hewan berdarah setelah disembelih.
"Ritual penyembelihan juga menyangkut risiko sanitasi."
Namun umat Muslim menolak klaim tersebut, mengatakan hal itu didasarkan pada informasi yang salah.
"Keseluruhan kontroversi didasarkan pada asumsi yang salah dan ketidaktahuan," kata Ghalen.
Muslim sekitar 2,8 persen dari 32,8 juta penduduk Kanada, dan Islam adalah agama nomor satu non-Kristen di negara Katolik Roma tersebut.
Sebuah survey menunjukkan mayoritas Muslim bangga menjadi warga Kanada.
Muslim Kanada memperingatkan bahwa kontroversi tersebut bisa menodai minoritas yang cukup besar di Quebec.
"Jika orang mencoba untuk membuat uang dari ini, itu tidak benar," kata Ali Dei, yang bekerja di toko daging Almizan di Montreal.
Menteri pangan dan pertanian Quebec Pierre Corbeil juga menolak tuduhan bahwa daging halal tidak aman.
Penyembelihan sesuai ritual agama telah menjadi subyek kontroversi di beberapa negara Eropa, di mana aktivis pro-hewan mengatakan hal itu menyebabkan rasa sakit yang tidak perlu kepada hewan.(fq/oi)
0 komentar:
Posting Komentar